BAHAYA Terlalu Eksis di Dunia Maya
Banyak cara yang dilakukan orang untuk menunjukkan eksistensi. Tak cukup di dunia nyata, beberapa orang kini menjadi eksis, bahkan terlalu eksis di dunia maya.
"Perkembangan sarana komunikasi dan sosialisasi baik online maupun offline serta menjamurnya ajang-ajang kompetisilah yang mengarahkan orang saat ini menjadi lebih ekspresif dan kompetitif dalam menunjukkan identitas dan eksistensi dirinya," kata Sosiolog dari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Daisy Indira Yasmine M.Soc.Sci di Jakarta, Jumat (10/5)
Debby, begitu namanya dipanggil, mengatakan hal itu dalam acara peluncuran Mentos Pure Fresh Pure.
Masih kata Debby, ketika seseorang menjadi sangat aktif di dunia maya alias online seperti jejaring sosial atau aplikasi chatting lainnya, seharusnya ini juga harus diimbangi dengan keaktifan yang bersangkutan ketika offline atau terlibat dalam kehidupan nyata.
Karena bagaimanapun, katanya, menjadi terlalu aktif secara online selain memiliki keuntungan juga memiliki beberapa dampak buruk bagi kehidupan. Kehidupan online memang terkadang bisa menjangkau semua batas dan jarak yang terkadang menjadi kendala ketika berhubungan langsung.
Namun dampak buruknya, tak jauh-jauh adalah terhadap kualitas hubungan dan kepribadian si orang tersebut.
"Yang penting eksis dulu, tapi kadang-kadang yang disampaikannya nggak tulus, nggak dari hati, ini yang disebut menciptakan realitas yang semu. Tidak bisa membedakan siapa dia sebenarnya, tapi lebih kepada siapa saya yang ingin saya tampilin di dunia maya," ujarnya.
Karenanya, sambung dia, jangan heran ketika bertemu secara offline menemukan karakter yang misalnya berbeda 180 derajat dengan pribadi yang ditampilkan lewat dunia maya.
"Kalau berlebihan akhirnya dia seperti hidup di dunianya sendiri yang dia ciptakan, menjadi individualisme dan antisosial, sulit membina hubungan dengan orang lain secara offline atau di dunia nyata," sambungnya.
Ini yang menurut Debby harus diwaspadai karena membahayakan. "Jadi kadarnya harus diwaspadai agar tidak berlebihan dalam penggunaan media sosial," tandasnya.
Rujukan
"Perkembangan sarana komunikasi dan sosialisasi baik online maupun offline serta menjamurnya ajang-ajang kompetisilah yang mengarahkan orang saat ini menjadi lebih ekspresif dan kompetitif dalam menunjukkan identitas dan eksistensi dirinya," kata Sosiolog dari Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Daisy Indira Yasmine M.Soc.Sci di Jakarta, Jumat (10/5)
Debby, begitu namanya dipanggil, mengatakan hal itu dalam acara peluncuran Mentos Pure Fresh Pure.
Masih kata Debby, ketika seseorang menjadi sangat aktif di dunia maya alias online seperti jejaring sosial atau aplikasi chatting lainnya, seharusnya ini juga harus diimbangi dengan keaktifan yang bersangkutan ketika offline atau terlibat dalam kehidupan nyata.
Karena bagaimanapun, katanya, menjadi terlalu aktif secara online selain memiliki keuntungan juga memiliki beberapa dampak buruk bagi kehidupan. Kehidupan online memang terkadang bisa menjangkau semua batas dan jarak yang terkadang menjadi kendala ketika berhubungan langsung.
Namun dampak buruknya, tak jauh-jauh adalah terhadap kualitas hubungan dan kepribadian si orang tersebut.
"Yang penting eksis dulu, tapi kadang-kadang yang disampaikannya nggak tulus, nggak dari hati, ini yang disebut menciptakan realitas yang semu. Tidak bisa membedakan siapa dia sebenarnya, tapi lebih kepada siapa saya yang ingin saya tampilin di dunia maya," ujarnya.
Karenanya, sambung dia, jangan heran ketika bertemu secara offline menemukan karakter yang misalnya berbeda 180 derajat dengan pribadi yang ditampilkan lewat dunia maya.
"Kalau berlebihan akhirnya dia seperti hidup di dunianya sendiri yang dia ciptakan, menjadi individualisme dan antisosial, sulit membina hubungan dengan orang lain secara offline atau di dunia nyata," sambungnya.
Ini yang menurut Debby harus diwaspadai karena membahayakan. "Jadi kadarnya harus diwaspadai agar tidak berlebihan dalam penggunaan media sosial," tandasnya.
Rujukan
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar sob dengan senag hati saya akan membalas. :)