Sabtu, 02 November 2013

Melewati Lorong Waktu Bisa di Wujudkan : SIMAK

Ilmuwan : Melewati Lorong Waktu Mungkin Bisa Diwujudkan



Melewati lorong waktu apa dimungkinkan? Inilah misteri yang akan dicarikan jawabannya oleh para ilmuwan. Beberapa waktu lalu fisikawan Inggris Profesor Brian Edward Cox menyampaikan pandangannya dalam The Festival of Science. Menurutnya jika mampu menciptakan materi yang mendekati kecepatan cahaya, maka manusia akan dengan mudah dihantar ke masa depan.

Pada dasarnya, penelitian ilmiah telah menemukan conton-contoh manusia yang melewati lorong waktu. Diharapkan misteri ruang alam semesta secara bertahap dapat dibuka.

Teori Relativitas umum mengatakan bahwa jika kecepatan suatu benda mendekati kecepatan cahaya, perjalanan waktu dimungkinkan.

"Bila Anda bergerak cepat, waktu Anda akan bergerak lebih lamban dibanding dengan waktunya mereka yang berdiam. Bila kecepatan gerakan Anda ditingkatkan hingga mendekati kecepatan cahaya, maka gerakan waktu Anda akan semakin lamban, lamban sampai pada waktu ribuan tahun di masa mendatang," kata  Cox

Namun Cox berpendapat bahwa mesin waktu hanya akan menghantar manusia melakukan perjalanan ke masa depan tetapi tidak bisa kembali ke masa lampau. 

Menurut relativitas umum, lubang cacing (wormhole) adalah jalan pintas untuk melewati ruang dan waktu. Perjalanan waktu (time travel) akan tergantung pada pengadaan lubang cacing.

Ada peneliti yang berpendapat bahwa penciptaan lubang cacing memerlukan materi eksotis untuk membantu agar lubang cacing tetap dalam keadaan terbuka. Istilah lubang cacing adalah satu konsep penelitian fisikawan Austria Ludwig Flamm di tahun 1916. Merupakan sarana penghubung 2 waktu yang berbeda dalam alam semesta.

"Terowongan Kosmik" yang misterius

Di masa lalu sudah banyak kejadian misterius di alam semesta ini. Para ilmuwan telah berusaha untuk menjelajahi alam semesta untuk mengetahui ada seberapa banyak alam yang berbeda.

Sebagian dari mereka berpendapat hanya ada 2 bentuk ruang dan waktu. Satunya adalah dunia tempat kita berada saat ini yang bisa kita lihat, sentuh, dan lainnya adalah yang belum bisa dijangkau oleh ilmu pengetahuan manusia saat ini.

Kedua  alam itu berkembang secara paralel tetapi dipisahkan oleh suatu "lapisan" yang tidak bercelah. "Lapisan" ini tidak bisa ditembus oleh cahaya. Pada bagian dari "lapisan" mungkin terjadi penipisan, sehingga materi dapat melaluinya. Fenomena penerobosan itu kemudian dikenal sebagai penerobosan  waktu.

Banyak kejadian aneh di Segitiga Bermuda yang terletak di pantai timur Amerika, samudera Atlantik. Seperti kapal laut atau udara yang menghilang dari pandangan mata hanya dalam waktu sekejap, kemudian secara tidak terduga muncul lagi di tempat lain, waktu lain atau bahkan tidak ditemukan lagi.

Pada 1970, Bruce Gernon seorang pilot pesawat kecil terbang di atas Segitiga Bermuda, ia dan menara pengontrol sama-sama kehilangan kontak dan menyebabkan pilot kehilangan arah dan pesawat masuk ke dalam lorong waktu.

Gernon merasa ia berada di suatu tempat yang berbeda. Beruntung ia masih bisa mendaratkan pesawatnya dengan aman di bandara Miami.

Para ilmuwan memandang fenomena seperti ini sebagai akibat dari badai, dimana awan akan menghasilkan antimateri dan medan listrik. Bila tegangan dan arus listrik di luar kendali, sekalipun susunan partikelnya tidak berubah, dapat menyebabkan badai besar. Kemudian badai itu menyebabkan spacewarp yang membuat adanya "terowongan kosmik."

Satelit ruang angkasa pada 1994 pernah menangkap fenomena badai di bumi yang membentuk sinar gamma kosmis. Energi yang paling kuat di alam semesta ini kemudian diperkirakan sebagai faktor penghubung kedua waktu yang berbeda dalam alam semesta. Mungkin lorong itu yang pernah dilalui oleh Bruce Gernon pada 1970 itu.

Tamu tak diundang yang datang dari "masa lampau"

Sebuah pesawat bermesin ganda yang telah dinyatakan hilang hampir setengah abad lalu, ditemukan orang pada 1985 di hutan rawa di New Guinea. Hal yang mengherankan ialah, pesawat ditemukan dalam keadaan seperti belum lama berada di sana. Kode penerbangannya masih jelas terbaca dan badan pesawat masih bisa memantulkan sinar matahari.

Pesawat tersebut adalah pesawat penumpang rute Manila – Mindanao Philipina yang hilang 48 tahun yang lalu. Di dalam kabin pesawat ditemukan koran minggu ke3 Januari 1937, cangkir kertas kosong, puntung rokok dan beberapa surat kabar 1937 lainnya yang tidak menguning warnanya, kopi panas masih tersisa dalam termos, sandwich yang segar seolah menandakan belum lama waktu berlalu.

Penyelidik juga dikejutkan oleh penemuan baterai yang listriknya masih penuh. Sewaktu tombol untuk menyalakan lampu dipencet, lampu dalam kabin bisa menyala. Penyidik juga menemukan tanki terisi bahan bakar yang cukup banyak. Untuk mengungkap misteri ini, pihak yang berwenang Indonesia terus melakukan penyelidikan terhadap pesawat "masa lalu" ini.

Tanggal 4 April 1946, sebuah pesawat pembom Amerika menghilang tak lama setelah lepas landas, namun pesawat itu ditemukan kembali tak jauh dari tempat ia menghilang di tahun 1962. Analisa instrumentasi penerbangan mengarah pada pendaratan yang tidak terlalu lama. Peralatan radionya juga masih utuh walau waktu sudah berlalu 17 tahun.

"Eksperimen Philadelphia" membuktikan adanya ruang lain kosmis

Satu uji coba yang dirahasiakan dilakukan oleh Angkatan Laut Amerika di Philadelphia pada Oktober 1943. Uji coba menciptakan medan magnit buatan. Uji coba berhasil ‘mengirim’ sebuah kapal perusak beserta seluruh krunya ke ruang lain kosmis. Kapal tersebut akhirnya berpindah ke dermaga Norfolk yang berjarak 479km.

Salah seorang peneliti Morris K Jessup menjelaskan bahwa, awan magnit yang kuat dapat mengatur ulang struktur molekul manusia dan benda sehingga memungkinkan manusia dan benda berada di ruang dan waktu lain.

Menurut ilmu pengetahuan, eksperimen Philadelphia ini telah memberi makna yang positif, membuktikan adanya ruang dan waktu yang berbeda dan manusia berikut benda lain dimungkinkan untuk memasukinya.

Saat ini, para ilmuwan telah membuktikan, alam semesta tidak saja memiliki ruang dan waktu seperti yang kita diami ini,  sekitar 85% dari alam semesta merupakan zat misterius yang disebut "Materi Gelap" dan keberadaannya ditentukan oleh fungsi gravitasi, walau belum terdeteksi. 

Fisikawann dari Princeton University Everett mengusulkan "teori dunia paralel", menurutnya ada banyak lapisan alam semesta yang keberadaannya berparalel dan setiap benda berada dalam alam semesta tertentu, ada ruang dan waktu alam semesta yang berstruktur mirip dengan alam semesta yang kita huni, dan mungkin saja strukturnya sangat jauh berbeda.

Sumber : erabaru.net

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar sob dengan senag hati saya akan membalas. :)

Search

Copyright © 2012 MATERI NEWS All Right Reserved